Tim peneliti kerjasama Sino-Indonesia Cooperation yang terdiri dari Universitas Hasanuddin, Shanghai Ocean University (SHOU) dan Guangdong Ocean University (GDOU) mengadakan kunjungan ke lokasi penempatan Sea Ranching Artificial Reef (AR) di Pulau Bonetambung Makassar. Kegiatan yang berlangsung pada hari Rabu 18 Juni 2025 ini bertindak sebagai Host yaitu Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan Universitas Hasanuddin. Kunjungan ini adalah kunjungan lanjutan yang dilakukan oleh peneliti dari ketiga universitas setelah penempatan Artificial Reef pada bulan November 2024.

Hadir pada acara tersebut Rektor Unhas Prof Jamaluddin Jompa (Prof JJ) yang juga guru besar bidang manajemen ekologi terumbu karang, Majelis Wali Amanat (MWA) Unhas Prof Andi Niartiningsih guru besar bidang rehabilitasi ekosistem laut dan Dr. Syafyudin Yusuf ahli reproduksi karang Unhas. Tim peneliti dari SHOU yaitu Prof Liu Bilin sebagai lead project, Prof Zou Leilei, Prof Zhang Shuo. Tim peneliti dari GDOU yakni Prof Wang Xuefeng dan Assoc.Prof Cheng Ning. Tim media dari koran kampus Identitas Unhas dan juga salah satu stasiun TV Tiongkok.

Tim peneliti memulai perjalanan ke lokasi penempatan Artificial Reef melalui Pelabuhan Paotere Makassar menggunakan kapal riset milik Unhas (KR Unhas Explorer). Dalam perjalanan menuju ke Pulau Bonetambung, Prof JJ menyempatkan berdiskusi dengan tim peneliti dari SHOU dan GDOU terkait pengembangan kerjasama yang sudah terlaksana. Pengembangan dalam hal pertukaran mahasiswa, peningkatan bahasa Inggris dan Mandarin dan beasiswa untuk alumni Unhas yang ingin melanjutkan studi di Tiongkok. Mekanisme Double Degree antara Unhas dan kedua universitas di Tiongkok (SHOU & GDOU) juga menjadi bagian sangat penting dalam perbincangan tersebut.

Tiba di Pulau Bonetambung, tim peneliti melakukan monitoring kondisi Sea Ranching Artificial Reef yang ditempatkan di kedalaman 10-15 meter. Monitoring ini dipimpin langsung oleh Prof JJ yang menyelam pada lokasi penempatan Artificial Reef. Hasil monitoring menunjukkan adanya peningkatan fungsi ekologi seperti biota bentik dan ikan mulai berdatangan dan mencari makan pada lokasi tersebut. Pada struktur beton yang digunakan juga mulai terjadi perlekatan juvenil karang dari berbagai spesies.

Setelah melakukan penyelaman pada lokasi Artificial Reef, Prof JJ menyampaikan pentingnya ekosistem terumbu karang terhadap kehidupan laut secara global. Hal ini menjadi concern dari semua ahli kelautan karena fungsi ekologi terumbu karang sebagai penyanggah utama dalam rantai makanan mengalami degradasi. Beliau mengajak semua pihak mulai dari pemerintah, universitas, NGO, dan masyarakat umum untuk bekerja sama dan berkolaborasi guna menyelamatkan terumbu karang. Kerjasama yang dimaksud bukan lagi hanya terbatas pada kerjasama antar sektor dalam satu negara saja tetapi kolaborasi secara global yang melibatkan semua negara yang memiliki perairan laut. Hal ini diharapkan dapat menjaga keberlajutan kehidupan laut hingga ke generasi selanjutnya.

Selain melakukan kegiatan monitoring Artificial Reef, tim peneliti juga melakukan interview ke masyarakat di Pulau Bonetambung. Hal ini dilakukan untuk mengetahui tanggapan dan harapan masyarakat lokal terhadap program kerjasama yang dilaksanakan. Dr. Syafyudin Yusuf menjadi lead dalam kegiatan interview ini. Perwakilan masyarakat menyampaikan terima kasihnya kepada Universitas Hasanuddin yang memilih Pulau Bonetambung sebagai lokasi penempatan Artificial Reef dan berharap dengan adanya program tersebut dapat memperbaiki kondisi ekologi di perairan Pulau Bonetambung. Kondisi terumbu karang yang baik menurut mereka dapat meningkatkan jumlah ikan dan biota laut lain sehingga akan memberikan dampak ekonomi yang positif. Keterlibatan masyarakat secara aktif juga menjadi kunci keberhasilan dalam kegiatan restorasi ekosistem, hal ini disampaikan Prof Leilei (SHOU) sebagai ahli dalam bidang Marine Policy. Masyarakat harus memahami bahwa dampak restorasi yang dilaksanakan tersebut lebih banyak berdampak langsung terhadap kehidupan mereka, baik secara ekologi maupun secara ekonomi.

id_IDBahasa Indonesia