Talkshow MSDCMarine Scince Diving Club (MSDC) yang merupakan klub selam Mahasiswa Ilmu Kelautan mengadakan Talk Show bertemakan “Sulsel sebagai pusat penelitian dan pengembangan terumbu karang di Indonesia timur” bertempat di Ruang Sidang Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan pada tanggak 13 April 2016.. Kegiatan ini menghadirkan beberapa pembicara yaitu Dr.Taruna yang mewakili kepala Balitabngda KP, Prof.Dr.Ir.Jamaluddin Jompa sebagai pakar Terumbu Karang serta Irham Rappy, S.Kel Direktur Yayasan Konservasi Laut. Kegiatan ini menurut ketua MSDC Hardin Lakota dilatar belakangi oleh posisi Sulawesi Selatan yang berada dalam kawasan coral triangle atau kawasan dengan tingkat keanekaragaman hayati laut tertinggi di dunia sehingga layak untuk dijadikan sebagai pusat penelitian dan pengembangan terumbu karang di Indonesia timur. Kegiatan ini dihadiri oleh mahasiswa dan dosen di lingkup Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan.

Dalam talk show ini para pemateri memaparkan mengenai kondisi terumbu karang saat ini. Prof.Dr.Ir.Jamaluddin Jompa menyebutkan bahwa dengan posisi Sulawesi Selatan yang berada dalam kawasan coral triangle yang kemudian didukung dengan ketersediaan Sumberdaya Manusia (dosen dan peneliti) yang ahli di bidang terumbu karang maka seharusnya Sulawesi Selatan khususnya Makassar bisa menjadi salah satu kawasan yang memiliki coral center. Sehingga nanti segala hal yang berkaitan dengan kajian dan penelitian dipusatkan di Makassar, “cita-cita untuk membangun coral center di Makassar ini akan terus saya perjuangkan sampai terwujud karena Makassar layak dijadikan sebagai pusat penelitian terumbu karang di Indonesia khususnya di Indonesia bagian Timur, demikian menurut dekan FIKP ini. Lebih lanjut, kepala Balitbangda KP yang diwakili oleh Dr.Taruna menyebutkan bahwa Balitbangda KP kini dibawah pimpinan M. Zulfickar Mochtar, M.Sc sedang berkonsentrasi mengumpulkan semua data-data penelitian di bank data Balitbang KP dan membuka akses bagi siapa saja yang membutuhkan data-data tersebut sehingga tidak ada lagi istilah “simpan data dalam laci” karena semua data bisa digunakan untuk penelitian dan pengembangan terutama untuk kajian Ekosistem terumbu Karang. Selain Akademisi dan pemerintah, hadir pula Irham Rappy, S.Kel yang merupakan perwakilan dari LSM Yayasan Konservasi Laut (YKL), menurutnya YKL sebagai salah satu lembaga swadaya masyarakat yang fokus pada konservasi ekosistem laut selalu melakukan pendampingan terhadap masyarakat pesisir untuk menjaga kelestarian ekosistem terumbu karang, dengan gencar melakukan edukasi mengenai alat tangkap ramah lingkungan dan transplantasi karang. Sebagai penutup, Dr.Syafyudin Yusuf, dosen FIKP yang fokus pada penelitian Terumbu Karang mengharapkan perlu adanya perhatian khusus dari pemerintah pada pelaku pengrusakan terumbu karang yang menggunakan bom dan bius ketika menangkap ikan di laut, karena hal itu berakibat pada hancurnya terumbu karang, “kalau narkoba 1 gram di bawah jok mobil saja bisa ditemukan dan ditangkap pelakunya, mengapa nelayan yang membawa bom satu hingga dua perahu penuh tidak bisa ditangkap dan diamankan” tuturnya.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

id_IDBahasa Indonesia